Kamis, 03 Februari 2011

PECINTA PET SOCIETY

PENDAFTARAN CALON ADMIN PET SOCIETY ALWAYS FANS CLUB INDONESIA
BAGI KAMU KAMU YANG BERMINAT JADI ADMIN DI GRUP AKU ISI FORMULINYA YAH.. PENGUMUMANNYA BESOK MALAM JAM 20.00 WIB 

1.Seleksi Admin Format
a. Nama Pet:
b. Level Pet:
c. Nama Lengkap:
d. Tempat Tanggal Lahir:
e. Umur:
f.Jadi Admin Di Berapa Grup:
g. Kenapa Mau Jadi Admin Di PSAFCI?
h. Bisa Ramaikan Grup Gak?
i. Ada Rencana apa buat PSFACI?
j. Yang kamu Tau tengtang PSAFCI itu apa sih?
k. OL Sehari Berapa x?
l. jumlah Coins Dan PFC ada berapa?
k. Nama Fb

GOOD LUCK 

<3 CREATOR PSAFCI <3
Muhammad Syarif Gunawan

                                     

Selasa, 30 November 2010

SOMBONGNYA TEMANKU



SOMBONGNYA TEMANKU




tit tut tit tut,,
hpku yang sudah kusimpan diujung tasku berbunyi lagi
ah,, dia tak tahu rupanya, kalau aku sedang asik bermain Games
sembari menunggu angkot pulang ke sekolah
dengan ujung ujung jemariku kucari cari kotak hitam penerima pesan itu
aihhhh…… no itu lagiiii….
”  sudah tidak suci lagi, dan bla bla bla bla”
kali ini aku kembali tersenyum sedikit
hampir seminggu lebih aku menerima sms yang sama di saat liburan
waktu itu aku hanya menjawab bahwa sahabatku  adalah orang baik dan tidak sombong
Dan hanya kututup dengan sudahlah…… teman kita yang harus kita jaga
setelah itu puluhan sms tak pernah kujawab
sebulan lebih ternyata pagi ini sms itu datang kembali
mengabarkan hal yang sama
bosan aku mendengarnya sms sms yang tidak berguna dari nya… dan hanya ingin menghina hina diri ku
dia tak tahu bahwa temanku  baru baru ini pernah bercerita
tentang aib yang menimpanya
ah aku tak tahu motivasi  dirinya mengirimkan sms yang sama sekali tak berguna bagiku
tahukah kau…betapa sulit menjaga rahasia aib orang
betapa setan bertebaran disekeliling badanku
hanya agar bibir ini menjadi infotainment jalanan
membeberkan pada semua orang
tentang semua aib yang tak sengaja menjadi racun dalam tubuhku
tak belajarkah engkau ,,,,,bahwa sampai saat ini
Tuhan masih berbaik hati pada kita
Menyembunyikan semua aib yang kita punya
Ataukah kau begitu SOMBONGNYA menyadari tak ada aib yang melekat..
Maka dengan seenak hati kau umbar kata kata syarat  tak bermakna yang menyakiti hati
Mengumbar aib  hanya untuk mendapat pembenaran
Bahwa KAU YANG BENAR KAU YANG PINTAR DAN KAU YANG TAU SEGALANYA…
Kau suci luar biasa……bagaikan sepotong kapas tak bernoda
Tak ingatkah kau derasnya air mata  yang bercerita
Bahwa dia telah bernoda
Atau derasnya lelehan di pipi  sudah tak lagi bermakna
Atau tak kau liatkah ceria di pipi…
Hanya untuk menyembunyikan semua deritanya
Hanya untuk memperliatkan pada dunia bahwa dia baik baik saja..
Teganya dirimu yang membuka semua aibnya
Ataukah persahabatan kita hanya bagaikan selembar kertas…yang hangus bila api datang menjilat
sungguh…..kau yang terkenal anggun
berbudi luhur
berpendidikan luar biasa
Bertutur kata sopan tak terkira
Dan selalu mendapat nilai A..
selalu datang dimana kajian keagamaan digelar
Begitu mudah menjadi seorang penghianat
Hanya karena untuk membuktikan kau benar adanya
Disini kembali..
ketika kutulis cerita ini aku tersenyum sambil menangis becucuran air mata
tahukah kau beberapa hari lalu aku  lebih tahu daripada apa yang kau tahu
aku lebih paham apa yang kau pahami..
Aku hanya tidak mau  yang sudah mempercayai kita
Telah sia sia bercerita kepada kita
karena kita tak mampu lagi menjaga rahasia
Tentang sebuah cerita yang diamanahkan pada kita semua..
Atau kau tak tahu bahwa karma ada dalam dunia?
Semoga itu tidak benar adanya
karena bagaimanapun kita semua adalah SAUDARA takkan mau melihat saling terluka
kalau dia memang ingin dilihat bahagia
mengapa kita justru ingin memperlihatkan lukanya?
Bukankah kita semua tak mau terluka?
“Untuk seorang teman di sebuah kota…tenanglah..karena kita akan berdiri tegak disebelahmu, menghadang segala hina- dina yang mereka alamatkan padamu….bukankah kita sahabat selalu?”
Itu hanyalah kata manis mu yang tak sepantas kau ucapkan padaku…!

Rabu, 17 November 2010

BENDERA




Berkibarlah....
di semua angkasa Indonesia
di pucuk tertinggi
sebagai mimpi...
dan cita-cita bangsa

Menjadi wakil...
atas kemerdekaan Indonesia
menjadi perlambang...
atas jiwa nusantara

Merah Putih...
tetaplah kau berkibar
memberi bukti pada dunia
atas kedaulatan negara

Merah Putih...
tetaplah kau berkibar
agar anak-anak negeri
mempunyai cita dan cinta
terhadap nusantara Indone

MENUNGGU PELANGI

MENUNGGU PELANGI





            “Pelangi!! Ayo kesini! Hujannya lumayan deras nihh! Nanti sakit loh!” teriakku sekencang – kencangnya ke arah Pelangi yang dari tadi mengincar air hujan yang berjatuhan. “ Bentar donk! Lagi seru main sama air nih! Lagian kalo disitu nanti kita ga bisa lihat pelangi tau!” balas pelangi dari kejauhan. Aku segera mendatanginya. “ Mana Ngi pelanginya?” tanyaku penasaran dengan kata–katanya barusan. Di situ aku pertama kali melihat pelangi yang indaaahh sekali bersama dengan sahabat setiaku, Pelangi.                          Oh iya. Kenalkan namaku Tito. Aku sudah duduk di bangku kuliah. Semester 4. Aku sangat suka dengan dunia balap. Piala dan penghargaan prestasiku di dunia balap juga ga dikit lho. Cuplikan tadi hanya seberkas cerita kecilku bersama sahabatku Pelangi. Dan itu adalah kali pertama kita melihat pelangi bersama – sama dan akhirnya menjadi hobi kita setiap ada hujan.                          Hari ini, begitu indah untuk seluruh keluargaku. Ayah baru saja pulang dari Amerika. Kenangan indah masa kecilku bersama ayahku kembali lagi di benakku. Tami dan Hugo juga terlihat senang. Terutama si Tami, adikku yang paling kecil sekaligus paling manja dan cerewet ini seakan tak mau lepas dari pelukan ayahku. Mama juga memasakkan makanan kesukaan semua anggota keluarga hari ini.                          Tak lama, rintik – rintik hujan mulai berdatangan. Makin lama makin deras. Ikan – ikan dibelakang rumah membiarkan nuansa hening dan damai dari rintik – rintik hujan menambah volume air di habitat mereka. Tumbuhan – tumbuhan juga membiarkan tetesan air membasahi permukaan daun mereka.     Teringat kembali aku akan si Pelangi. Dia masih satu kampus denganku. Ku angkat telepon genggamku yang ada di atas sofa yang sedang kududuki sekarang ini. Aku mencari nomer telepon dari sahabat tercintaku itu. Setelah kutemukan, kutekan tombol berwarna hijau yang ada di antara beberapa tombol lain. Mulailah suara halus dan lembut menjawab panggilanku. Aku mulai berbincang dengan Pelangi dan mengajaknya pergi bersamaku untuk melihat pelangi di angkasa sebelum hujan reda.                            “ Hayo kak Tito janjian sama kak Pelangi yaaa......” tiba – tiba suara si Hugo menyadarkanku dari serunya pembicaraan dengan Pelangi. Segera kutarik kulit tangannya setelah aku menutup telponku dengan Pelangi. “ Apaan sih kamu itu! Masih SMP jangan ikut – ikutan! Kakak mau pergi sama kak Pelangi dulu. Ntar bilangin ke ayah sama mama oke?” aku bertutur kepada adik laki – lakiku yang rese’ ini. Seraya dia menjawab, “ Pake pajak dong kak!”. Aku tercengang. Si Hugo nyengar – nyengir ga karuan. Oke deh, aku kasih dia uang jajan.                            “ Hai! Udah lama ya? “ sapaku dengan menepuk pundak si Pelangi yang sudah menunggu beberapa menit. “ Eh? Oh, enggak kok. Baru 10 menit.” Jawabnya dengan lembut. “ Oh. Sorry ya udah buat nunggu.“ pintaku dengan penuh harap. “ Nggakpapa To. Santai aja deh.” Jawabnya dengan santai dan tulus. Pelangi langsung menunjuk ke langit yang sedang menurunkan air saat itu. Kami berdua langsung tersenyum bersamaan. Bangku taman yang kami duduki terasa hangat dan nyaman. Huft, seperti dulu lagi. Sangat indah saat ini.                           Sungguh romantis situasinya. Sempurna sekali dengan rencanaku yang sudah beberapa tahun kupendam. Aku merentangkan tanganku ke pundak Pelangi. Pelangi yang terkaget segera memandang wajahku. Dengan lirih aku menanyakan hal yang sangat sulit untuk ditanyakan dan dijawab. “Ngi. Ehm.., Pelangi. L, lo, lo mau ga…” aku berusaha bertanya dan mengeluarkan kata – kata. Pelangi menjawab tanyaku yang belum selesai kuucapkan “Mau apa To? Kalo bantuin lo, gue mau kok.”. “ Ituh, bukan. Bukan bantuin gue. Tapi lo mau ga… jadi.. jadi.. pa..” aku ga bisa mengeluarkan kata – kata dengan sempurna. “Huft.. ayo bicara Tito!” aku berbicara pada diriku sendiri dalam hati.                             Mobil Avanza berwarna silver menghampiri kita. “ Eh To. Ga terasa kita udah lama lho disini. Tuh kakak gue udah jemput. Ngomongnya besok dikampus ya. Oke friend??” seru Pelangi bergegas menghampiri mobil kakaknya. “ Eh, Ow. Oke deh. Bye..” aku menjawab seruan pelangi dengan kecewa karena aku ga bisa mengungkapkan rasa yang sudah lama ingin aku ungkapkan. Apa lagi, dia memanggilku ‘friend’, apa mudah buat aku nembak dia??                         Di kampus, aku memulai pelajaran bersama semua teman – temanku yang menambah ceria hari – hariku. Seperti awalnya, anak – anak GALGOBHIN atau pasnya genknya si Rico, anak terpintar,terbaik, dan tersopan di penjuru kampus sekaligus rivalku untuk mendapatkan Pelangi ini menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Pak Fardi yang adalah sang Master dari Matematika.                          Istirahat, aku menemui Pelangi duduk bersama Chika dan Tiwi di kantin. Aku meminta izin pada Chika dan Tiwi untuk berbicara sedikit dengan Pelangi. Dan aku diizinkan. Aku menarik tangan Pelangi ke depan pintu kantin.                              Dag dig dug makin terasa. Makin keras, keras, dan terasa jantung ini akan pecah. Mengapa? Karena aku berhasil dengan lancar menembak Pelangi. Sekarang aku tinggal menunggu jawaban. Kutatap matanya, ia juga menatap mataku. Dan jawaban apa yang kudapat? “Ehm, gimana yah? Oke deh. Tapi kita harus serius dan ga main-main oke?” Jelas saja kubalas “PASTI!!!”.                              Diriku serasa melayang bebas ke udara. Lalu kutemui bidadari di sana. Aku berdansa dengannya dengan disaksikan oleh keluarga dan sobat-sobatku disana. Siapa lagi bidadarinya kalau bukan Pelangi? Kita jadi sering banget jalan berdua. Dan sering juga melihat pelangi bersama-sama.                              Setelah gossip jadiannya aku sama Pelangi tersebar, Rico and friends mendatangi aku. Aduh, dia pasti bakal ngelabrak aku habis – habisan nih. Aku bergegas pergi dari dudukku. Tapi anak buah Rico menarik tas hitamku. Aku jatuh ke lantai dan merasa ketakutan sekali. Apalagi Dido dan Rahman yang bergabung di genk itu adalah juara boxing antar kampus. Keringat dingin bercucur dari dahiku hingga ujung dagu. Perlahan – lahan Rico menjulurkan tangannya. Aku memejamkan mata dengan kuat dan berusaha melindungi kepalaku dengan lenganku. Tapi apa? “ Slamet ya. Ternyata lo yang ngedapetin Pelangi duluan” Itu yang Rico ucapakan. Hah? Bener? Waw. Aku ga nyangka banget ada orang yang baik sampe kaya gitu. Makin seneng deh.                               Besoknya, aku berangkat ke kampus kaya biasa. Naik sepeda motor sama boncengin Pelangi. Pelangi juga memberiku gantungan kunci benang berwarna – warni mulai dari merah dan berurut sampai ungu. Ditengahnya terdapat plastik bertuliskan ‘Rainbow’ dan sekarang kugunakan untuk menghias kunci sepeda motorku.                               Pulangnya aku dikabarkan dengan kabar yang sangat tidak menggembirakanku. Ayahku masuk rumah sakit! Mengapa? Aku juga ga  tau. Intinya, mama meneleponku dan memberitahu kalau ayah masuk rumah sakit. Segera kulajukan dengan cepat Sportbikes menuju rumah sakit.                               Aku melihat mama, Tami dan Hugo terduduk lemas di ruang tunggu. Aku segera menghampiri mama. “ Mama! Gimana ayah?!” bermuka pucat mama menjawab, “Ayahmu kumat lagi To. Padahal sudah lama penyakit ayah tidak muncul.”                                Aku terduduk lesu ke kursi di sebelah adikku Tami. Tami memandangi wajahku dengan raut wajahnya yang pucat dan berusaha menahan tangis. Aku mempersilahkan untuk meletakkan kepalanya di dadaku. Kupeluk erat badan mungilnya. Dengan isak tangis keluargaku benar -  benar dipenuhi haru hari ini,                               Otakku berjalan lambat ke belakang dan membiarkan kotak di pojok otakku memutar kembali memori kita sekeluarga. Aku teringat beberapa minggu lalu saat ayah baru pulang dari Amerika. Keluargaku benar – benar senang dan bahagia. Hingga kutemui Pelangi dan kutembak dia. Saat ayah memberikan oleh – olehnya pada kami. Dan saat Hugo menggangguku ketika bertelepon dengan Pelangi. Oh betapa berbeda sekali dengan hari ini.                                “Tito!!” panggil mama dan menyadarkan lamunanku akan memori beberapa minggu lalu. Mama memberi kertas berisi biaya yang harus dibayar untuk perawatan ayah. “ Segini banyak, Ma?” aku bertanya heran pada mama. Mama menganggukkan kepalanya pertanda kata – kata “ IYA”                            Gimana cara mendapatkan uang sebanyak ini? Aduh… Pikiranku lebih kacau dan makin stress ketika Pelangi berkata ia akan pergi ke Australia. Ya ampun! Apa ada lagi cobaan yang akan menerkamku setelah ini? Ah! Terpaksa aku harus merelakan kepergian Pelangi ke Australia. Tapi kali ini lebih haru lagi yang kurasakan. Hatiku seakan dicabik – cabik. Aku berharap Pelangi bisa mengingatku di sana. Kuharap Pelangi juga akan menepati dan tidak mengingkari belasan janjinya padaku. Baiklah, aku masih punya gantungan kunci dari Pelangi. Aku harus memikirkan caraku mendapatkan uang untuk perawatan ayah. Tapi dimana?                                 Oh iya! Ada Paman Heru! Paman yang paling berjasa di dunia balapku. Aku pergi ke rumah Paman Heru saat itu juga. Aku lihat Paman Heru sedang bersantai di depan rumahnya sambil minum kopi. Aku menyapanya dan mulai berbincang beberapa lama.     “Kamu butuh uang berapa To?” Paman Heru bertanya sambil bersiap mengambil dompet kulit dari saku celananya. “Segini Paman” aku memberikan kertas yang diberikan mama saat di rumah sakit. “ Wah. Banyak nih To. Oke paman mau kasih. Tapi Cuma bisa seperempatnya aja. Sisanya cari sendiri oke?” sahut paman. “Oke deh paman.” Balasku sedikit kecewa. Paman Heru mengeluarkan hampir seluruh isi dompetnya. Ku raih uang itu. Aku mengucapkan terimakasih.                                 “ Ehm, paman. Cari sisanya dimana yah? Maaf ya paman kalo ngrepotin..” “ Aduh dimana ya? Paman Heru udah jarang banget ketemu event – event balap.” Jawab Paman Heru. “ Bener nih Paman? Ngga ada sama sekali?”  tanyaku sekali lagi untuk meyakinkan. “ Ada sih satu. Paman kemarin ketemu satu event. Hadiahnya lumayan gede juga” jawab paman sekali lagi. “Ya udah aku ikut.” Jawabku tanpa pikir panjang. “Tapi yang ngadain Komunitas Bali.” Ujar Paman. “Hah? Bali? Balap Liar paman?” tanyaku dengan  heran. “Iya. Kamu tau kan konsekuensinya?” “Emmmm, oke deh gapapa. Pokoknya ayah sembuh.”                              Setelah kubicarakan hal ini dengan mama, Tami dan Hugo, tak ada yang menyetujui kesepakatanku kecuali Hugo. Hanya dia yang menyemangatiku saat itu. “ Udah To. Kalo ada barang yang bisa dijual, biar mama jual daripada kamu ikut balapan kaya gitu.” Mama melarangku. “ Iya kak. Biar nanti Tami jual gorengan atau apa gitu buat bayar biayanya ayah. Daripada kakak nanti kenapa – napa.” Tami yang masih di bangku SD itu juga berusaha melarang. Tapi keputusanku udah bulat. Aku akan tetap mengikuti balap ini.                             Hari yang kutunggu akhirnya tiba. Sudah siap aku di atas motor balapku ini. Tak lupa ada gantungan kunci dari Pelangi yang menemaniku. Para cewek – cewek di depanku menarik bendera hitam putih di tangan mereka. Segera melaju kami semua. Urutan pertama ada rivalku si Joe. Tapi aku berusaha menyalipnya. Beberapa lap sudah kulewati. Tinggal satu lap lagi. Aku masih di urutan dua. Joe mengencangkan lagi gasnya. Aku juga tak mau kalah. Aku tancap gasku. Kini jarakku dengan Joe hanya beberapa cm! Kutancap lagi gasku! Garis finish sudah ada di depanku. Mataku mulai jeli memainkan trik. Kutancap gas hingga aku berada di depan Joe. Kuhalangi laju motor Joe dengan zig zag. Tinggal sedikit lagi.. Ya, ya, ya.. YESSS!!! Aku berhasil mencapai urutan pertama di garis finish.     Paman Heru berteriak menyemangatiku dari jauh. Para penonton menyoraki dan memberi tepuk tangan untukku. Sangat haru sekali. Sangat memuaskan. Tapi, polisi! Polisi! Polisi! Penonton berlarian kesana kemari. Para pembalap lain melaju kencang tak berarah. Paman Heru berteriak padaku “Tito!!!! Ayo pergi!!!! Paman ga mau kamu ditangkap polisi!!!” “Lhoh kenapa paman???!!!!! Aku kan belum dapat hadiahnya!!!!” teriakku membalas paman Heru. “Tito ini Balap Liar!!!!! Kamu lupa ya????!!!!!!”                                 Jregg. Oh iya!! Aku baru teringat. Kutancap gasku. Aku melaju tanpa arah. Tak kusangka segerombolan cewek centil berlari dengan histeris di depanku. Aku rem motorku dengan sangat mendadak dan dengan kecepatan yang melebihi normalnya. Keseimbanganku goyah. Aku terjatuh dari motorku!                                 Kaki kiriku tertindih body motorku. Sebelum kubebaskan kaki kiriku, kuraih dulu gantungan kunci dari Pelangi. Sedikit lagi…, yah! Aku berhasil membebaskan kakiku! Gantungan kunci dari Pelangi juga sudah kukantongi.                                   Belum aku berdiri dari jatuhku, seorang pembalap dengan motor besarnya segera melindas kedua kakiku dengan kecepatan tinggi. Sakit sekali! Aku mengerang kesakitan. Benar – benar sakit. Lebih sakit daripada hatiku yang tercabik saat Pelangi pergi. Paman Heru datang menghampiriku. Belum sempat aku mendengar Paman Heru berbicara, pandangankupun gelap. Apa ini? Aku sudah mati? Oh aku sudah mati ya. Ternyata  aku sudah mati.                                  Perlahan – lahan aku membuka mataku. Rasanya sudah lama sekali aku tidur. Tapi ada mama di depanku. Tami dan Hugo juga ada. Baunya sama persis ketika aku melihat ayah yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Oh? Aku sedang ada di rumah sakit?                              Aku bangun dari tidurku. Kulihat anggota badanku. Ada yang hilang!! Kakiku!! Mana?? Dimana kedua kakiku? Tertanya peristiwa itu membuat aku kehilangan kedua kakiku. Harusnya aku menuruti nasehat mama dan Tami. Pasti tidak akan seperti ini jadinya. Ah! Tapi nasi telah menjadi bubur. Apa daya??                            “Kak, waktu kakak koma, kak Pelangi dating kesini lho.” Kata Tami saat aku berbaring di ranjang tidur. “ Oh ya? Terus terus? Kak Pelangi bilang apa aja?” tanyaku penasaran dan langsung bangkit dari tidurku. “Enggak bilang apa – apa. Cuma kesini pegang tangan kak Tito terus pulang.” Jelas Tami. “Cuma gitu? Dia ga nitip apa – apa?” aku heran. “ Emm, enggak kok.” Jawab Tami ragu. “oh. Ya udah deh”.                            Siang itu hujan turun. Aku sangat ingat pada Pelangi. Soalnya dia pernah buat janji tiap ada hujan turun dia akan balik buat liat pelangi sama – sama. Dengan bantuan dorongan Hugo, aku menelusuri lorong rumah sakit hingga ke lobby dengan kursi roda. Kutunggu terus hingga Hugo tertidur di atas sofa. Tapi hingga larut ia tak juga datang.                             Namun aku sangat menyesal menunggunya sejak aku melihat surat yang terletak di atas meja. Andai saja waktu Tami bercerita padaku, aku tau kalau di tangannya ada surat dari Pelangi. Surat itu berisi :  “Buat Tito sahabat gue sekaligus pacar gue yang paling  gue sayang. To, gue minta maaf. Gue ga bisa balik lagi buat liat pelangi sama – sama lagi kaya dulu. Soalnya di sini gue udah ketemu ama cowok yang gue pikir bisa dampingin hidup gue. Tolong titip gantungan kuncinya ya. Rawat yang baik oke?”       Itupun belum semua. Yang paling membuat aku menyesal menunggunya semalaman adalah kalimat terakhir dari suratnya. Yaitu: “Gue ga bisa hidup sama orang cacat kaya lo”                            Kini kusadari, pelangi hanya terbentuk dari pembiasan yang tidak nyata. Namun bisa membuat satu cahaya putih menjadi bermacam – macam warna. Tetapi pelangi hanya sementara dan bila tak ada air dan cahaya pelangi hanya akan mengingkari janjinya untuk menyinari dunia.      Sama seperti si Pelangi. Pelangi memiliki ciri – ciri yang kuimpikan namun tidak nyata di hatinya. Ia bisa membuat hidupku berwarna dan ceria. Tapi hiburan itu hanya sementara untukku dan bila tidak ada diriku yang utuh seperti dulu, ia mengingkari janjinya dan berpaling.

DUNIA KECIL MILIK KITA

DUNIA KECIL MILIK KITA

Seorang gadis berambut panjang berlari terburu-buru melewati koridor di sekolahnya. Rambut hitam pekatnya yang dikuncir, bergoyang seiring ia melangkah. Vera, nama gadis tersebut. Seorang gadis SMP yang cerah, periang dan ramai. Langkah jauhnya berhenti ketika ia sampai di pintu kelasnya. Nafasnya terengah-engah. Ruang udara di sekitarnya serasa menyempit. Dengan lemah, ia membuka pintu.
 
Pintu kayu coklat yang hampir bobrok itu terbuka dengan suara aneh. Ya, aneh bagi orang di luar sekolah itu, namun hal yang biasa bagi mereka yang mengajar dan belajar di sana. Suara deritan pintu itu tak jauh berbeda dari suara-suara pintu yang terbuka di dalam film horor, dimana ketika sang tokoh utama membukanya, sang hantu akan muncul dari dalamnya. 
 
Vera menghela nafas lega ketika tahu bahwa guru yang mendapat bagian mengajar di kelas gelap itu belum masuk. Kelas yang berukuran tak besar itu, dihiasi sarang laba-laba di setiap sudut langit-langitnya. Lantainya ditutupi ubin berwarna putih pucat, tak luput dari noda. Ventilasi yang berada di setiap jendela kaca pun diselimuti debu yang tebalnya melebihi 2 senti. Kayu yang membingkai jendela tersebut sudah lapuk, habis dimakan usia dan juga rayap. 

Di balik wajah-wajah polos anak-anak di ruang kelas, banyak yang mereka pikirkan. Tentang cinta, sahabat, hidup yang rumit... Segalanya ada di sini. Menyelesaikan masalah bersama sudah menjadi kebiasaan sendiri, sekaligus membuat hidup lebih bermakna. 

 ---------------------------------------------------------------------------------

Tak seorang pun mampu melukiskan masa depan. Dari yang muda, dewasa, maupun tua. Mereka tak akan mampu menggambarkan apa yang terjadi di masa depan. Termasuk diriku, seorang gadis biasa, dengan kehidupan pas-pasan, tanpa modal untuk memastikan seberapa suksesnya aku di masa depan. 
 
Setiap malam aku berdoa, menatap langit yang dihiasi bintang-bintang. Mengapa Tuhan memberiku hidup seperti ini?, tanyaku setiap hari, tanpa kenal lelah, tanpa kenal bosan. Aku tak bisa mengerti dengan keadaan ini semua. Di luar sana, banyak orang-orang kaya yang memiliki mobil dan rumah mewah. Setiap hari mereka bisa pergi shopping ke mall bersama teman-teman mereka, orang tua mereka, anak-anak mereka serta keluarga mereka. Sedangkan kami yang berada di desa kecil ini? Apa hal mewah yang bisa kami lakukan?

Beribu pertanyaan selalu menggangguku. Tentang apa yang bisa kulakukan saat ini. Tentang apa tanggapan Tuhan mengenai diriku. Dan tak lupa tentang keadaan ayahku yang berada di atas sana. Bagiku, kehidupan tak jauh dari siksaan, namun jauh dari kebahagiaan. 
 
Jika di atas sana ada langit dan di bawah ada tanah, lalu, di lapisan apa aku berdiri? Apa yang kulakukan ini? Untuk apa aku melakukan semua ini? Sekolah, membantu ibu dan bermain bersama teman-teman di sungai.
 
Tak lupa juga, ketika aku tertidur di bawah pohon rindang pada siang hari setelah memancing. Aku kerap bermimpi tentang sebuah pelangi yang berada di hadapanku. Jika aku melangkah ke atas pelangi itu, kemana pelangi itu akan membawaku pergi? Ke tempat yang indahkah? Atau malah sebaliknya? 
 
Segalanya telah terjawab setelah berjuang selama 10 tahun bersama sahabat dan ibuku. Dengan usahaku belajar dengan giat, aku bisa kuliah di sebuah universitas di Jakarta. Meski ibu tak memberiku uang tiap bulan, aku terus berusaha meraih uang dengan mengamen, bekerja paruh waktu di restoran terdekat, bahkan membantu seadanya di pasar. Dan dalam waktu yang tak sebentar, manager restoran tempatku bekerja menunjukku sebagai sekretaris manager. 
 
Beberapa tahun kemudian setelah itu, aku akhirnya mendapatkan cukup modal yang kudapat dari hasil bekerja dan juga beasiswa berkat prestasiku untuk membuka sebuah perusahaan yang berakhir sukses sampai hari ini. Aku yakin sahabat-sahabatku di luar sana sama suksesnya seperti aku, bahkan lebih.

Sekian pertanyaan yang berada di pikiranku, terjawab sudah. 
 
Namun, masih ada sebuah pertanyaan besar yang masih ada di pikiranku saat ini...
 
Ibu, apa kau melihatku di sana, bangga akan hasil yang kuusahakan selama ini?

MY CERPEN

"SETETES AIR MATA BUNDA"




Ziah“Go Ray…Go …….”teriakan para penonton membuat Ray memacu kencang motor KING kesayangannya.Ray benar- benar ingin memenangkan pertandingan untuk kali ini.Ray memang jagonya untuk urusan kebut- kebutan, buat Ray kegiatan ini bisa memacu adrenalinnya.Teriakan para penonton semakin antusias, apalagi ketika motor Ray hampir menyentuh finish, dan…”Yess….”teriak Ray saat roda motor Ray menyentuh garis finish.Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, motor Ray melaju kencang menembus malam, Ray ingin cepat- cepat sampai di rumah. ”Assalamu’alaikum….” teriak Ray di pagar rumah mewah itu. Rumah besar itu ber cat putih, di halaman rumah yang luas itu banyak sekali bunga- bunga, tapi dari sekian banyak bunga di halaman rumah itu, ada satu bunga kesayangan Bunda, bunga melati, tanaman yang menjalar itu adalah bunga kesayangan Bunda.Bik Sumi langsung membukakan pintu pagar,”Mas Ray, koq baru pulang?Ibu nunggu Mas Ray dari tadi..”ujar Bik Sumi.Ray langsung menuju kamar Bunda, “Bunda….”Ray mencium tangan Bunda.”Dari mana saja kamu Nak?Jangan bilang kalau kamu balapan liar lagi.”Ray mendesah nafas panjang, “Bunda udah makan?”Ray mencoba mengalihkan pertanyaan Bunda,”Bunda gak mau makan, kalo kamu belum makan sama Bunda”. Ray melihat mata Bunda, Ray paling senang melihat mata Bunda, mata Bunda adalah mata yang paling indah buat Ray, dan Bunda akan luluh hatinya, jika Ray menatap dalam mata Bunda.”Bunda lapar, ayo kita makan…”ujar Bunda.Ini bukan pertama kali untuk Ray menyuapi Bunda makan, Ray sudah sangat sering menyuapi Bunda makan, terutama sekitar 3 bulan ini. Bunda sedang sakit, Dokter memvonis Bunda menderita sakit radang paru- paru, dan kemungkinan untuk Bunda sembuh sangat tipis. Tapi Ray tidak pernah putus asa, Bunda sudah sering bolak- balik masuk rumah sakit, tapi karena Bunda tidak pernah betah di rumah sakit, jadi selama 3 Bulan ini di kamar Bunda sudah tersedia infus untuk mememani hari- hari Bunda.Satu hal yang gak ingin Ray lihat dari Bunda, Ray gak ingin melihat Bunda menangis. Saat Ray berusia 10 tahun, Ayah Ray menceraikan Bunda, dengan alasan tidak sanggup mengurus istri penyakitan, di tambah godaan dari sekretaris Ayah yang sering menelepon Ayah untuk urusan yang gak penting di luar urusan kantor. Sekarang hanya Ray yang dimiliki Bunda.Di rumah sebesar itu, tidak jarang Ray sering merasa kesepian. Makanya Ray mencari kesibukan di luar kuliahnya, Ray memang hobi balapan dari SMA, dan hobi itu berlanjut sampai sekarang.Buat Ray, Balapan bisa membuat adrenalinnya terpacu, apalagi Balapan bisa membuat Ray bisa sejenak melupakan masalahnya.Ray sangat benci dengan ayahnya, karena Ayah, Bunda sakit seperti ini, tapi motor pemberian Ayah adalah motor kesayangan Ray, “KING “ itu yang sering menemani Ray saat Ray sedang gundah, sedih, ataupun marah.Tanpa sepengetahuan Bunda, Ray sering mengintip Bunda di balik jendela kamar Bunda, Ray sering melihat Bunda menangis menyesali nasib dan sakit yang diderita Bunda.Ray ingin menghibur Bunda, tapi Ray tidak pernah bisa menghibur Bunda karena Bunda akan mengunci pintu kamarnya kalau ingin sendiri.Hari ini adalah hari ulang tahun Bunda yang ke -47 tahun, Ray sudah menyiapkan kejutan untuk Bunda.Pagi ini, Ray bangun lebih awal dari biasanya, dan khusus hari ini Ray lah yang menyiapkan sarapan untuk Bunda,pukul 6 pagi Ray sudah ada di dapur, Bi Sumi yang biasanya menyiapkan sarapan Bubur untuk Bunda, terkejut karena majikannya sudah ada di dapur, “Mas Ray lagi ngapain?”Tanya Bi Sumi, “Aku lagi buatin Bubur untuk Bunda, emang kenapa Bik?”Tanya Ray, “Sudah biar Bibik aja yang nyiapin seperti biasa, Mas Ray tenang aja…”ujar Bi Sumi. “Gak untuk hari ini dan selamanya Bik..Mulai hari ini Aku yang akan nyiapin bubur buat Bunda, aku juga yang nyiapin obat- obat untuk Bunda minum, Bibik tenang aja…Bibik bisa ngurus kerjaan bibik yang lain…”Ray langsung berlalu menuju kamar Bunda.“Bunda…………”Ray membangunkan Bunda, Bunda tampak terkejut melihat putra kesayangannya sudah ada di sampingnya.”Ray…tumben kamu bangun pagi- pagi, nak…biasanya Bik Sumi yang sering bangunin Bunda tiap pagi, mimpi apa ya Bunda semalam?”goda Bunda sambil mencubit hidung Ray.”selamat Ulang Tahun Bunda…., Maaf Ray Cuma bisa buatin bubur buat Bunda, maaf kalo keasinan ya Bun….”Tanpa terasa air mata Bunda menetes,”Bunda….jangan nangis lagi dong…Bunda kan udah dewasa, kata bunda yang menangis hanya anak kecil, sekarang koq malah Bunda yang sering nangis?”Tanya Ray.”Kali ini Bunda nangis karena bahagia koq nak…”jawab Bunda.”Emang nya Bunda bahagia?”Tanya Ray, “Bunda bahagia nak…Bunda bahagia punya anak seperti kamu, anak yang selalu perhatian sama Bunda…”ujar Bunda, mereka pun berpelukan erat,”Ray sayang sama Bunda, hari ini, besok, Selamanya…”air mata Ray menetes.Ibu dan anak itu kelihatan sangat bahagia, Bik Sumi terharu melihat kejadian itu.Hari ini Ray balapan lagi, Motor King itu terus melaju kencang, teriakan para penonton malah membuat Ray semakin bersemangat. Ray terus melaju kencang, dia seperti tidak perduli dengan lawan- lawannya yang lain, tanpa Ray sadari di depannya ada polisi tidur, Ray terus melaju, dan….Brakk Motor King itu terseret di aspal, “Akhhhhhh……”teriak Ray.Para penonton berhamburan di jalanan, Ray pun di bawa ke rumah sakit, darah mengucur deras di Lutut kirinya.Bunda yang mendengar kabar Ray kecelakaan langsung menuju ke rumah sakit tempat Ray dirawat.Bunda sudah ada di samping tempat tidur Ray, dengan duduk di kursi roda, Bunda membaca Alfatihah san surat- surat pendek untuk kesembuhan Ray, sesekali Bunda menghapus air mata yang menetes di pipinya.Ray sadar dari obat bius, “Bunda…….”panggil Ray dengan suara lemah, “Ray….Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga nak…”air mata Bunda terus mengalir di pipi Bunda.”Bunda, jangan nangis lagi ya…Ray mohon…Ray gak apa- apa koq…Ray pasti sembuh dan jagain Bunda lagi, Ray janji….”Ray mengusap air mata Bunda.Akhirnya setelah seminggu di rumah sakit, Ray kembali ke rumah, tapi untuk sementara ini Ray tidak bisa mengendarai “KING”kesayangannya, kaki Ray harus di perban dan untuk sementara ini Ray harus memakai tongkat.Sekarang, Ray sudah jarang ke kamar Bunda, karena Ray harus banyak istirahat untuk pemulihan kakinya.Sekarang kondisinya terbalik, malah Bunda yang sering ada di kamar Ray, dan menyuapi Ray makan, Bunda melakukan itu di atas kursi rodanya.Sesekali Bunda mengusap- usap kepala anak kesayangannya itu, “Ray….kalau nanti Bunda gak ada, Bunda gak mau kamu kebut- kebutan di jalanan yang gak jelas itu, Bunda mau kamu mengurusi perusahaan kita, selama ini hanya Pak Danar asisten Ayah kamu yang menyelesaikan semua urusan kantor, semenjak Ayah kamu ninggalin kita kamu gak pernah ke kantor, harapan Bunda kamu bisa memimpin perusahaan milik kita, perusahaan itu memang milik keluarga Bunda, dan selama Bunda menikah dengan ayah kamu, ayah kamu yang mengurus semua kegiatan kantor,tapi setelah ayah kamu ninggalin Bunda, hanya Pak Danar yang Bunda percaya mengurus perusahaan kita.Kamu harus janji sama Bunda, kalau Bunda udah gak ada Bunda mau Kamu yang mengurus perusahaan keluarga kita.”pinta Bunda pada Ray anak semata wayangnya itu.Kondisi Bunda semakin menurun, kata Dokter Bunda terlalu lelah selama seminggu ini, Ray tahu itu karena Bunda yang menjaganya saat Ray sakit dulu, dan selama Ray sakit Bunda kurang istirahat, Ray benar- benar merasa bersalah pada Bunda,”Bunda…Maafin Ray ya…gara- gara Ray sakit, Bunda harus menjaga Ray sampai Bunda kelelahan seperti ini, maafin Ray ya Bunda….”Tangis Ray pecah melihat Bunda tersenyum sambil menghela nafas panjang.”Ray…dulu kamu yang minta Bunda untuk tidak menangis, sekarang gantian, Bunda yang gak mau lihat kamu menangis…”Kata- kata Bunda semakin membuat air mata Ray mengalir deras, “anak laki- laki Bunda koq nangis sich….Ray kamu anak laki- laki Bunda satu-satunya, kamu bukan perempuan yang boleh menangis, sepanjang sejarah baru kamu Loh.. laki- laki yang menangis…”Bunda mencoba menghibur Ray, “Ray sayang sama Bunda…., Bunda jangan tinggalin Ray sendiri ya….”Ray menghapus air matanya.Pagi ini, Ray menuju ke kamar bunda. Ray mendengar suara batuk yang tak kunjung henti, Ray langsung menuju kamar Bunda, dengan kaki yang masih sakit dan memakai tongkat Ray sampai di kamar Bunda, Ray melihat darah di lantai kamar Bunda,”Bunda…….’’teriak Ray. Ray langsung memeluk Bunda, “Bik Sumi, cepat telepon dokter…..”teriak Ray dari kamar Bunda.Dokter yang sudah tiba langsung menuju ke kamar Bunda, dengan sigap Dokter memeriksa denyut jantung Bunda, tensi darah Bunda mencapai 180/70, sangat tinggi untuk ukuran normal, kata dokter ukuran normal iti berkisar antara 120 s/d 130, Bunda pun langsung dilarikan ke rumah sakit, sampai di rumah sakit Bunda di masukkan ke ruangan UGD.Ray langsung menelepon Ayahnya, Ray tahu untuk saat ini bukan saatnya untuk Ray berdebat dengan ayahnya, walaupun Ayah Ray sudah meninggalkan mereka, tapi Ray ingin Ayahnya bisa melihat kondisi Bunda, yang mungkin untuk terakhir kalinya.Sekarang Ayah Ray dan Ray sudah ada di samping Bunda, tiba- tiba HP ayah Ray berbunyi Istri Ayah menelepon, dan Ayah Ray pun pamit pada anak dan mantan istrinya itu, Ray hampir mencegah Ayahnya pergi, tapi tangan Bunda mencegah Ray,”Ray……..jangan tinggalin Bunda sendiri nak….”Pinta Bunda pada Ray.”Ray janji gak akan tinggalin Bunda, Ray akan jaga Bunda sampai sembuh, Ray janji….” ”Ray…Bunda capek…Bunda istirahat dulu ya Nak…Ingat pesan Bunda kamu gak boleh balapan liar lagi, Bunda gak mau kamu kenapa-napa Nak…”Saat Ray ingin menjawab pertanyaan Bunda, ternyata Bunda sudah tertidur.Ray terus ada di samping Bunda, Ray membaca surat- surat di Alqur’an untuk kesembuhan Bunda, Tiba- tiba Ray melihat garis lurus di Mesin Pemicu Jantung Bunda, Ray langsung memanggil Dokter, Dokter langsung mengambil tindakan, tapi ternyata Allah berkehendak lain.Saat Kain kafan menutupi wajah Bunda, Ray melihat wajah Bunda yang cantik.. sekali, tapi tunggu, Ray melihat air mata di pipi Bunda, Ray langsung mengusap air mata itu dengan tangan nya, “Ini adalah tangisan Bunda yang terakhir,”batin Ray.Tanah merah itu menjadi saksi betapa besar kasih Bunda pada anak kesayangannya itu.Ray berdiri di samping makam Ibunya,”Selamat jalan Bunda….Ray janji akan sayang sama Bunda selamanya…..”Kini yang tampak bukan lagi air mata Bunda, tapi air mata Ray, tapi Ray cepat- cepat mengusap air matanya dan pergi meninggalkan pemakaman itu”Suatu saat nanti, Ray akan temani Bunda lagi disana, Tunggu Ray Ya Bunda……”batin Ray.

CARA MEMBUAT BLOG

Bagaimana CARA BUAT BLOG ? yupzzss dalam postingan kali ini saya akan membahas bagaimana Cara buat blog di blogspot. sebelum Membuat Blog tentunya kamu sudah tau apa itu blog kan ? jika belum tau saya akan menerangkan sedikit apa itu blog,blog sebetulnya adalah merupakan salah satu bentuk website yang bisa dibuka melalui web browser .sebelum kita praktek Bikin Blog Di Blogspot saya akan menjelaskan knapa harus Buat Blog Di Blogspot ? jawabanya adalah karena blogspot/blogger adalah penyedia blog gratisan satu-satunya yang menyediakan fasilitas berbasis GUI (Graphicai User Interface) atau antar muka grafis untuk menambah aksesoris didalam blog .dan fasilitas ini tidak dimiliki penyedia blog gratisan lainya. Silakan ikuti langkah-langkah CARA BUAT BLOG Berikut ini :

1.Silakan Klik //http:blogspot.com
2.Setelah halaman blogger terbuka silakan klik tanda panah yang ada tulisan Ciptakan Blog Anda

3.Setelah itu isi formulir pendaftaran pembuatan blog seperti :
-Alamat Email isikan dengan alamat email.
-Ketik ulang alamat email isi lagi dengan alamat email yang tadi kamu masukkan.
-Masukan sebuah password Isikan dengan password email kamu.
-Ketik ulang sandi Isi lagi dengan password yang tadi.
-Nama TampilanIni adalah nama tampilan blog kamu .isikan dengan apa saja bisa juga dengan nama kamu .
-Verifikasi kata ketikan huruf-huruf yang ada pada gambar.
-kemudian beri tanda centang pada gambar.

4.Kemudian klik "Lanjutkan"

5.Pada langkah ke 2 ini adalah langkah untuk pemberian nama dan link URL atau alamat blog kamu.

6.Isikan kotak teks Judul Blog dengan judul blog yang kamu inginkan.

7.Isikan Blog ULR dengan alamat blog yang kamu inginkan, misalnya aja http://ajisgagap.blogspot.com

8.Kemudian klik "lanjutkan"

9.Langkah selanjutnya adalah memilih template. setelah kamu memilih template silakan klik "lanjutkan"

10.Langkah terakhir adalah akan muncul pemberitahuan bahwa blog kamu sudah jadi.

11.Klik tanda panah "Mulai Blogging" Untuk memulai mengisi artikel blog kamu.

12.selesai............